Kurva S (S-Curve)

“Kamu bisa bikin S-curve kan?”
“Besok bikin ya, S-curve untuk pengendalian jadwal pelaksanaan proyek di Papua”
Aku terdiam tidak menjawab ketika Pak Maulana (bos-ku) memberikan sederetan tembakan pertanyaan itu. S- curve. Memang pernah dikenalkan dulu sewaktu diklat. Tapi tidak pernah praktek menggunakannya. Untuk menjawab tidak bisa buat S-curve, title dan diklatku selama sebulan itu dipertaruhkan. Maka aku pun memilih diam, dan hanya mengiyakan perintah Pak Maulana.
S-curve itu adalah sebuah kurva yang menyerupai huruf S. kurva itu merupakan alat kendali suatu jadwal pelaksanaan proyek pada proyek yang akan atau sedang dijalankan. Proyek yang akan dikerjakan tentunya harus mempunyai jadwal-jadwal pengerjaan atau semacam target tiap minggu perbulannya. Target tiap minggu itu diberikan bobot setiap item pekerjaan yang sesuai dengan bobot kerjanya. Bobot-bobot itu (dalam persen) dijumlahkan setiap item pekerjaan kolom per-minggu (bingung yahh..). nah setelah itu, diakumulasikan jumlah perkolom itu sehingga mencapai angka 100%. Akumulasi perminggu itulah yang selanjutnya diplot menjadi grafik kurva S. ini namanya kuva S standar. Untuk mengetahui apakah suatu proyek sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, maka buatlah kurva S sesuai dengan pengerjaan actual di lapangan.
Itu pekerjaan pertamaku. Selesai diperintahkan, aku langsung menghubungi temanku yang memang di kuliahnya pernah belajar. Belajar singkat, besoknya (Sabtu, seperti biasa hari libur tetep masuk..) kurva itu jadi (walaupun masih seperti cacing, jauh dari huruf S). “ini Pak kurva S-nya”, kataku. “oh, bagus..tapi kok belum Nampak seperti S ya? Kamu perbaiki lagi yah, kalau bisa lebih smooth jadi S-nya lebih terlihat”, perintah Pak Maulana.
Aku pun serta merta mengutak-atik data di Excel. Semuanya improvisasi. Tidak memperhatikan jenis pekerjaannya. Hanya terfokus pada bagaimana caranya agar kurva itu berbentuk S sempurna. Dengan mengubah-ubah lokasi bobot dan pembagiannya. Akhirnya S yang sempurna pun terwujud. Beres. “ini pak”, kataku. “ok, print tiga kali, tambahkan nama saya dan kontraktor di bawahnya”.
Glleekk…
aku kira buat kurva S tadi hanyalah training saja. Ternyata betulan. Masalahnya ini kali pertamaku membuat kurva S dan tidak pernah ada pengalaman melakukan pekerjaan proyek di lapangan. Karena mau tidak mau, membuat jadwal pelaksanaan suatu proyek haruslah tahu lama pengerjaan suatu pekerjaan, berapa bobot pekerjaannya, dan lainnya. Dan ternyata, eksperimen kurva S-ku langsung diprint dan siap untuk ditandatangani.
Memang selalu ada yang pertama kali yang menyedihkan atau menyenangkan.